Foto Dok PLN |
Rasio elektrifikasi di NTT dalam 5 tahun terakhir meningkat sebanyak 32,48 persen. Per Juni 2022 realisasi elektrifikasi mencapai 92,33 persen.
energikita.id – PT PLN (Persero) memenuhi kebutuhan listrik 77 rumah tangga tidak mampu di daerah, Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) di Nusa Tenggara Timur (NTT), hal ini menjadi hadiah Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77.
Pemenuhan listrik tersebut merupakan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero) untuk masyarakat 3T dan yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Penyalaan perdana secara simbolis dilaksanakan langsung pada hari Rabu 17 Agustus 2022 di Kabupaten Sumba Timur Kecamatan Umalulu.
Bupati Sumba Timur yang diwakili oleh Kepala Dinas Sosial Sumba Timur Oktavianus Tamu Ama menyampaikan terima kasih untuk PLN karena kerja sama yang luar biasa dalam pendataan calon penerima bantuan sesuai dengan DTKS, sehingga bantuan ini dapat diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
“Kami juga bangga dan bersyukur karna masyarakat yang masih menggunakan pelita akhirnya bisa merasakan listrik hadir di kehidupan mereka. Kita juga ucapkan terima kasih kepada pemerintah atas bantuan penyambungan baru listrik ini melalui PLN, ” ucapnya.
Kegiatan yang berlandaskan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2022 tentang Bantuan Pasang Baru Listrik Bagi Rumah Tangga Tidak Mampu ini akan menyasar sebanyak 1.120 rumah tangga tidak mampu belum berlistrik di NTT.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustinus Jatmiko menyampaikan, Program BPBL bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang belum merata khususnya bagi rumah tangga tidak mampu yang belum tersambung dengan listrik PLN.
Sebanyak 77 KK yang tersebar di NTT dinyalakan pada tanggal 17 Agustus 2022 sebagai hadiah Kemerdekaan RI ke-77. Total bantuan untuk 1.120 penyambungan listrik ini menggunakan alokasi APBN 2022 sekitar Rp 1,2 miliar.
Paket yang diterima dalam Program BPBL 2022 yaitu meliputi pemberian bantuan pembiayaan pemasangan instalasi listrik rumah, biaya Sertifikasi Laik Operasi (SLO), hingga Biaya Penyambungan Baru (BP) serta pengisian token listrik perdana.
“Dengan meratanya listrik bagi seluruh masyarakat tidak mampu khususnya di NTT akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian, terlebih momentum hari kemerdekaan ibarat kata saat ini mereka telah terbebas dari kegelapan,” tutur Jatmiko.
Salah satu penerima bantuan Andreas Gah (40), warga Desa Lumbukore bersukacita rumahnya dialiri listrik dari PLN. Pasalnya, sebelum mendapat pasokan listrik dari PLN, untuk memenuhi kebutuhan penerangan rumah Andreas menggunakan pelita dengan bahan bakar minyak tanah.
“Dulu saya menggunakan pelita minyak tanah, satu bulan bisa habis Rp 40 ribu untuk 4 liter minyak tanah sementara dengan listrik PLN beli token hanya 20 ribu sebulan, ” paparnya.
Seperti diketahui, Kementerian (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 80.000 Rumah Tangga tidak mampu dan tinggal di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) menjadi sasaran program BPBL melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022.
Rasio elektrifikasi di NTT dalam 5 tahun terakhir meningkat sebanyak 32,48 persen. Dari sebelumnya Mei 2017 sebesar 59,85 persen, sekarang sudah mencapai 92,33 persen per Juni 2022.(*)