Tue. Jul 1st, 2025
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Niyama berkapasitas 2 x 18 Mega Watt (MW), salah satu pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang memanfaatkan teknologi hidro. FOTODOKPLN

energikita.id – PT PLN (Persero) sukses mengakselerasi transisi energi di tanah air melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan catatan tren yang positif. Capaian ini didukung kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah pada tahun 2023.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN kini tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik semata, melainkan juga terhadap lingkungan yang berkelanjutan. Berbagai upaya telah dilakukan dalam mendorong transisi energi di Indonesia mulai dari menambah kapasitas pembangkit EBT, mendorong implementasi co-firing, hingga menyediakan kebutuhan listrik bersih melalui layanan Renewable Energy Certicifate (REC).

“Bumi memanas, tugas kita adalah bagaimana memastikan kehidupan generasi mendatang lebih baik dari hari ini. Melalui transisi energi, kami terus memastikan bahwa energi yang kita gunakan bukan hanya andal tapi juga ramah lingkungan,” ujar Darmawan.

Tercatat, realisasi kapasitas terpasang pembangkit EBT di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 8.786 megawatt (MW) mengalami pertumbuhan 261 MW dibandingkan tahun 2022 sebesar 8.525 MW. Pembangkit Listrik Hydro menyumbangkan porsi terbesar dengan komposisi sebesar 5.777 MW, Pembangkit Listrik Panas Bumi sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari Surya, Angin, dan Biomassa.

Darmawan melanjutkan, dalam proses transisi energi PLN terdapat tantangan teknis, strategis, operasional, dan juga pendanaan. PLN telah memetakan setiap tantangan tersebut sehingga dengan cara demikian, setiap tantangan dapat diatasi, dapat dimitigasi, dan dapat dikelola agar kita bisa terus maju dan mencapai misi transisi energi.

Di tengah upaya mengakselerasi dan menjawab tantangan transisi energi yang merupakan investasi masa depan, PLN mengedepankan aspek corporate financial sustainability. Hal ini dibuktikan dengan capaian saldo kas perusahaan tahun 2023 yang meningkat tajam menjadi Rp55,92 triliun dan penurunan utang jangka panjang sebesar Rp4,24 triliun serta utang jangka pendek sebesar Rp8,53 triliun yang ditopang oleh beragam inisiatif berupa Proactive Debt Management, pengendalian likuiditas, hingga sentralisasi dan digitalisasi pembayaran.

“PLN terus berupaya menghadirkan listrik yang tidak hanya andal, tapi juga berkelanjutan. Di tengah upaya transisi energi, PLN terus mengembangkan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan dengan menerapkan inisiatif keuangan yang prudent dan kokoh,” jelas Darmawan.

Sementara itu, PLN juga secara masif mendorong implementasi biomassa atau co-firing PLTU sebagai substitusi batu bara. Hingga akhir 2023, program biomassa telah diimplementasikan pada 43 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN dengan memanfaatkan lebih dari 990 ribu ton co-firing atau meningkat 69% dibanding 2022 yang hanya sebesar 586 ribu di 36 PLTU.

Melalui pemanfaatan co-firing ini PLN dapat menghasilkan energi listrik sebesar lebih dari 1 juta megawatt-hour (MWh) pada tahun 2023 meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 599 ribu MWh.

“Teknologi co-firing merupakan sebuah terobosan dalam transisi energi di tanah air. Sebab, dengan teknologi ini, banyak manfaat yang didapatkan, selain pengurangan emisi juga akan mengurangi penggunaan energi fosil. Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa,” kata Darmawan.

Ke depannya, program ini akan terus dilakukan secara masif di mana pada 2025 mendatang, implementasi cofiring ditargetkan dapat dilakukan pada 52 PLTU.

Komitmen mendorong transisi energi yang dilakukan PLN terbukti mendapatkan dukungan dari masyarakat melalui tingginya minat terhadap layanan Renewable Energy Certificate (REC) yang merupakan pengakuan internasional atas penggunaan listrik bersih bagi pelanggan.

Jumlah transaksi REC pada tahun 2023 berhasil mencapai 3.378 transaksi, meningkat 69,67 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 1.991 transaksi. Total energi listrik yang dimanfaatkan oleh masyarakat mencapai 3,54 juta MWh meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 1,76 juta MWh.

Peningkatan pengguna REC juga mendongkrak pendapatan perseroan dari REC sebesar Rp61 miliar menjadi Rp124 miliar.

“Dalam mendorong transisi energi di Indonesia PLN tidak bisa menghadapinya dengan suasana kesendirian, perlu adanya kolaborasi dari seluruh pihak. Oleh karena itu PLN akan terus mengoptimalkan setiap potensi yang ada untuk terus menghadirkan energi bersih bagi masyarakat,” pungkas Darmawan. 

General
Manager PLN UID Kalbar, Joice Lanny Wantania diruang kerjanya
menyampaikan PLN memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan bauran
energi EBT dan menjalankan transisi energi untuk mendukung Indonesia
dalam mewujudkan target NZE 2060.

“Dalam mendukung Net Zero
Emission (NZE) ini Tim Ranger Transformasi PLN UID Kalbar melakukan site
visit dan studi banding ke PLTBg yang ada di Kepulauan Bangka Belitung,
dengan tujuan untuk meninjau langsung bagaimana proses bisnis dalam
pengolahan limbah POME menjadi biogas dan energi listrik ” kata Joice.

Ia
berharap dengan dilakukannya site visit dan studi banding pada PLTBg di
Kepulauan Bangka Belitung ini dapat diterapkan di Kalimantan Barat yang
memiliki potensi Perkebunan kelapa Sawit di Kalimantan Barat sangat
besar sebanyak 2,2 juta hektar yang jika dapat menghasilkan tenaga
listrik mencapai lebih dari 300 MW.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *